-- -

Ketua MPR: Hari Kesaktian Pancasila Bukan Hanya Upacara, Tetapi Juga Momen Introspeksi Diri

Senin, 2 Oktober 2017 | 15:49 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan bahwa Hari Kesaktian Pancasila bukan sekadar seremonial belaka. Hari tersebut menjadi pengingat bagi semua rakyat Indonesia untuk mengukur sejauh mana nilai-nilai luhur dari Pancasila telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Jika kita menganggap Hari Kesaktian Pancasila hanya sebatas seremoni, maka tak heran bila praktik korupsi terus terjadi di bangsa ini,” kata Zulkifli selepas menghadiri Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Minggu (1/10/2017) lalu.

Dalam dua minggu terakhir, tambah Zul, empat bupati dan dua  walikota tertangkap tangan oleh KPK. Hal itu menjadi cerminan bahwa selama ini Pancasila hanya dijadikan kedok untuk merebut hati rakyat. Kepentingan perorangan dan kelompok tertentu telah menghapuskan nilai-nilai luhur yang menjunjung demokrasi di Indonesia.

Hari Kesaktian Pancasila, tambah Zul, adalah saksi bisu dari pengkhianatan gerakan Komunis G30SPKI. Oleh karena itu, ia mengimbau bahwa fakta sejarah ini harus dijadikan pelajaran bagi generasi penerus agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

“Amanat Pancasila jelas dan tegas bangsa Indonesia melarang komunis dan gerakannya. Larangan itu juga ditegaskan dalam TAP MPRS XXV Tahun 1966. Ini dasar yang sangat kuat,” tutur Zul.  

Sejarah telah membuktikan bahwa seluruh upaya dalam menjatuhkan Pancasila akan dilawan oleh rakyat Indonesia. Percobaan-percobaan perubahan tersebut, menurut Zul, adalah ujian bagi kita untuk memperkokoh ideologi negara.

Pada Upacara Hari Kesaktian Pancasila ini Zulkifli bertindak sebagai pembaca Pembukaan Teks UUD NRI Tahun 1945. Acara yang juga dihadiri oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta sejumlah Menteri Kabinet Kerja, dan tamu dari negara tetangga ini berlangsung secara khidmat.


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id